rangka atap

Rangka Atap Rumah Baja Ringan Atau Kayu?

Rangka atap baja ringan dalam beberapa tahun belakangan sedang naik daun. Bahkan, popularitasnya seolah semakin menggeser kayu yang telah digunakan sejak dulu di dunia konstruksi.

Meskipun demikian, masih ada yang menyangsikan tentang penggunaan baja ringan untuk rangka atap. Salah satu faktornya adalah karena harga baja ringan yang dianggap mahal. Alhasil, sejumlah masyarakat masih belum bisa beralih dari penggunaan kayu.

Rangka kayu dan baja ringan menjadi dua material yang sama-sama dapat digunakan untuk membuat atap rumah. Namun, penggunaan rangka kayu maupun rangka baja ringan kerap dibanding-bandingkan mengenai kualitas dan ketahanannya. Banyak orang menganggap rangka kayu jauh lebih baik ketimbang baja ringan, tak sedikit orang berpandangan sebaliknya.

Lalu, sebenarnya material mana yang lebih bagus untuk rangka atap? Untuk mengetahuinya, ada beberapa faktor yang dapat menjadi pembanding, seperti ulasan berikut.

Kualitas Material Rangka Atap Baja Ringan vs Kayu

Kualitas dari suatu material akan memengaruhi masa pakainya. Contohnya seperti rangka kayu kelas satu atau pun dua yang mampu bertahan hingga 15-20 tahun, apabila dirawat serta dilindungi dari serapan air.  Berbeda halnya dengan rangka atap dari baja ringan. Dimana tingkat keawetannya dapat bertahan hingga 50 tahun lebih dalam kondisi lingkungan normal.

Bahkan selama ini baja ringan dinilai kokoh, tahan karat, anti rayap, hingga tidak merambatkan api. Sedangkan kayu dengan kualitas yang biasa saja akan mudah keropos, mudah diserang rayap, dan masih merambatkan api.

Perawatan Material Baja Ringan vs Kayu

Berdasarkan aspek perawatan, rangka baja ringan nyaris tidak memerlukan banyak pemeliharaan lantaran sudah dilapisi dengan coating yang membuatnya tahan karat. Selain itu, baja ringan juga anti rayap, tidak mudah lapuk, serta tidak merambatkan api.

Sedangkan kayu memerlukan perawatan lebih, misalnya seperti mengaplikasikan serum anti rayap yang mengantung termetrin pada lubang pondasi. Dimana pemeliharaan tersebut dilakukan setiap 3-5 tahun sekali agar rayap tak mudah menyerang.

Harga Baja Ringan vs Kayu

Bukan hanya kualitasnya. Harga material pun menjadi salah satu fokus yang dipertimbangkan masyarakat, apakah harus memilih kayu atau baja ringan untuk rangka atap. Dulu, ketika kayu masih mampu memenuhi kebutuhan di dunia konstruksi, harga material ini lebih mudah dibandingkan dengan baja ringan.

Namun, seiring berkembangnya zaman, kayu semakin langka. Bahkan material kelas satu dan dua pun harganya sangat mahal.Maka, harga baja ringan bisa dikatakan lebih murah dibandingkan dengan kayu untuk saat ini, terlebih untuk pemakaian jangka panjang.

Efisiensi Pemasangan

Dari segi waktu dan kemudahan dalam pemasangan, baja ringan dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan kayu. Proses pemasangan kayu memerlukan waktu sampai sekitar 2 minggu hanya untuk merangkai rangka atap. Bahkan hal ini belum termasuk genteng, karpus, hingga lisplang.

Sedangkan waktu pemasangan baja ringan lebih singkat, setidaknya butuh 2-3 hari untuk membuat konstruksi atap rumah seluas 40m2. Sementara genteng dan elemen lain dipasang sehari setelahnya. Aplikasi baja ringan juga lebih mudah. Terlebih jika telah tersedia gambar kerja yang akan memudahkan aplikator baja ringan membuat mal (marking) kuda kuda dan proses lainnya.

Dampak terhadap Lingkungan

Seiring berjalannya waktu, persediaan pohon sebagai sumber dari kayu, semakin menipis. Padahal, keberadaan pohon membantu dalam penyerapan karbon dioksida serta gas beracun lainnya. Dimana kita tahu bahwa karbon dioksida memiliki peran dalam kerusakan lingkungan, seperti penipisan lapisan ozon yang selanjutnya berdampak pada pemanasan global.

Sebaliknya, baja ringan dapat didaur ulang setelah masa pakainya berakhir. Sehingga, pemakaian material ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi isu lingkungan ini.