Kebocoran adalah salah satu hal yang sering terjadi ketika musim penghujan datang. Untuk mengatasinya dibutuhkan ketepatan dalam menentukan penyebab utama agar bisa ditangani dengan baik. Selain menyebabkan plafon rusak, tetesan air akibat kebocoran juga dapat merusak barang yang ada di dalam rumah sehingga akan membuat repot karena kita diharuskan untuk memindahkan barang-barang di rumah.
Kondisi udara di waktu hujan yang sangat dingin ditambah dengan air hujan yang tidak berhenti menetes dari atap menyempurnakaan penderitaan Anda. Bagaimana tidak kesal dan jengkel sendiri coba? Sebab air hujan tersebut benar-benar tidak Anda harapkan akan bocor di interior rumah serta mengakibatkan timbulnya masalah baru. Bahkan Anda juga sudah yakin atap rumah tersebut tak akan bocor karena telah dibangun dengan baik dan benar.
Untuk mengatasi atap rumah yang bocor tersebut, perbaikannya harus dilakukan sesuai dengan sumber masalahnya. Kami rekomendasikan Anda dapat berkonsentrasi ke bagian-bagian atap tersebut saat melakukan perbaikan terhadap masalah kebocoran atap ini. Anda bisa melakukan perbaikan dengan tepat supaya air hujan bisa mengalir dengan lancar di atasnya. Silakan Anda bisa mengikuti panduan di bawah ini!
Nok Atas Pegangan Genteng
Genteng tanah liat serta genteng keramik khususnya harus dilengkapi dengan nok sebagai pegangan dan penyambung genteng tersebut. Kebocoran pada bagian nok biasanya disebabkan oleh buruknya kualitas adukan semen yang digunakan sebagai pegangan genteng (nok). Lapisan nok yang sudah mulai retak ini tentu tak akan kuat menyangga genteng tersebut sehingga posisinya mudah goyah dan berubah-ubah. Akibatnya kebocoran pada atap pun tidak bisa dihindari. Solusi satu-satunya yang dapat Anda kerjakan yaitu mengganti lapisan nok tersebut dengan lapisan baru yang lebih kuat.
Genteng yang Retak atau Pecah
Penyebab kebocoran yang kedua adalah retak/pecahnya genteng rumah Anda. Beberapa bahan atap rumah memang mudah pecah. Misalnya seperti genteng yang terbuat dari tanah liat atau keramik yang lebih gampang pecah daripada atap logam. Adanya plafon mempersulit Anda untuk memantau dengan seksama kondisi atap tersebut. Alhasil Anda pun tidak menyadari jika banyak genteng yang rusak. Untuk mengatasi masalah ini, Anda harus mengganti genteng yang telah rusak dengan genteng baru. Biar Anda tidak kesulitan menemukan genteng yang sama, bawalah sampel genteng dari rumah.
Kerusakan pada Talang Air
Karena letaknya yang berada di ujung aliran air, maka talang pun kerap tertimpa tekanan air yang cukup deras. Efek sampingnya yaitu talang air ini rawan sekali mengalami keretakan serta bocor. Begitu pula dengan sambungan antar-talang yang juga sering kali memunculkan masalah kebocoran. Selain itu, pemasangan pipa paralon sebagai lubang pembuangan dan penyemenan yang kurang sempurna juga dapat mengakibatkan air hujan yang seharusnya mengalir lewat lubang pipa paralon tadi, tetapi justru merembes turun melalui permukaan luarnya. Akibatnya kebocoran pun tak terelakkan lagi.
Untuk memperbaiki kebocoran pada bagian talang air ini, Anda perlu mengetahui sumber kebocorannya terlebih dahulu. Kasus keretakan yang ukurannya cukup besar bisa Anda perbaiki memakai batuband. Sementara untuk retak kecil/rambut, gunakan polyester mesh. Selanjutnya bersihkan talang air tadi dari debu dan kotoran yang menempel. Kemudian lapisi talang dengan bonding agent yang berfungsi sebagai pengikat semen dan debu, sekaligus menjadi lapisan dasar waterproofing. Sebagai langkah yang terakhir ialah terapkan waterproofing sebagai pelindung talang air serta mencegahnya dari kebocoran.
Selain 3 faktor utama di atas kamu juga harus memperhatikan beberapa faktor penyebab kebocoran dibawah ini!
1. Bentuk atap yang terlalu landai
Kemiringan atap yang landai akan menyebabkan air tidak dapat tercurah ke tanah dengan cepat. Terutama saat hujan lebat yang kapasitas airnya banyak. Akibatnya, air masih berada di atap dapat membanjiri ruang-ruang yang kosong dan menyebabkan kebocoran. Sudut kemiringan atap yang baik adalah sebesar 30-40 derajat agar air hujan dapat segera mengalir ke bawah.
2. Pemasangan penutup atap yang kurang baik
Agar tidak mudah bocor, penutup atap seperti genting harus dipasang dengan benar agar tidak menciptakan celah yang dapat menyebabkan kebocoran. Atap harus dipasang dengan teknik yang tepat sehingga mengunci dan tidak ada celah. Selain itu, material atap juga sebaiknya terbuat dari bahan dengan kualitas yang baik agar hasilnya maksimal dan dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman.
3. Bentuk dan ukuran talang yang tidak sesuai
Talang merupakan saluran yang akan mengalirkan air dari atap ke bawah. Pastikan agar talang terpasang dengan baik juga jurai talang dan sambungan talang. Saat memilih talang, pilihlah talang dari bahan yang berkualitas agar talang tidak mudah rusak. Selain bentuk dan bahan talang, ukuran talang juga harus sesuai dengan kapasitas air yang akan dialirkan. Ukuran talang dengan kapasitas yang lebih kecil dari kebutuhannya akan menyebabkan tidak semua air dapat dengan cepat dialirkan sehingga dapat menyebabkan terjadinya kebocoran.
4. Adanya celah pada bubungan atap
Bagian tertinggi dari atap ini biasa terbuat dari campuran semen dan pasir. Jika perbandingan antara semen dan pasir tidak berimbang dapat menyebabkan campuran tidak menyatu sehingga dapat menimbulkan retak yang memungkinkan air masuk. Perubahan cuaca dapat pula menyebabkan campuran semen dan pasir ini menjadi rapuh. Hal lain lagi, celah dapat timbul karena teknik pengerjaan yang tidak rapi pada sambungan bubungan atau karpusan.
5. Sampah pada atap
Menjaga kebersihan atap dari sampah membantu mengurangi resiko terjadinya bocor. Sampah yang biasanya berupa dedaunan dapat mengumpul di atap dan kemudian lama kelamaan dapat menumpuk pada lubang talang. Sampah ini akan menyumbat talang, sehingga saat hujan, talang tidak dapat menampung kapasitas air karena terhalang sampah.